Selasa, 06 April 2010

DAUN SANG

(Johannestijsmania altifrons)

Tumbuhan ini hanya dijumpai di daerah Besitang tepatnya di kawasan 242 Aras Napal, dan beberapa daerah disekitar kawasan tersebut. Persebaran tidak luas dan bersifat endemik tidak ditemukan ditempat lain..

Besitang dapat dicapai dari Medan 2 jam kearah perbatasan Sumatera Utara dan Aceh, selanjutnya ke lokasi di[erlukan waktu 2 jam menuju aras Napal (daerah sekundur), melewati kebun sawit, jalan sangat jelek, bahkan pada musin penghujan sulit dilalui.

PENEMU

Daun Sang Pertama kali ditemukan oleh Propesor Teijsman seorang ahli botani dari Belada. Menurut IUCN jenis tumbuhan ini telah masuk dalam Red Data Book sebagai jenis yang terancam punah.

IDENTIFIKASI

    Daun Sang adalah termasuk keluarga Palmae, yang memiliki daun tunggal ukuran besar mencapai 3 meter panjang dan lebar 1 meter. Karena ukuran dan daunnya yang kuat, masyarakat setempat dahulu memanfaatkan untuk atap rumah.

    Jenis ini termasuk tumbuhan yang tidak tahan kena sinar matahari langsung (jenis toleran), lebih sering hidup dibawah naungan pepohonan. Hidup berkelompok membentuk rumpun namun penyebarannya sangat terbatas.

    (Gambar 1. Daun Sang)

Perkembangan jenis ini lebih banyak berasal dari dari anakan dari pada bijinya yang tertutup oleh kulit tebal yang berbentuk bulat dan bergigi.


UPAYA KONSERVASI

Perubahan habitat berupa penebangan hutan dikonversi menjadi kebun sawit atau perkebunanan, telah menyebabkan tumbuhan ini berkurang populasinya. Dengan adanya pembukaan tajuk, menyebabkan sinar matahari langsung menerpa Daun Sang lama kelamaan mengering dan mati. Dengan mengupayakan pencegahan pembukaan hutan bearti mencegah punahnya jenis ini.

0 komentar:

Posting Komentar